Bandar Lampung, Datalampung.com - Ruas Jalan Gajah Mada, Kota Bandar Lampung mendadak tegang saat ratusan massa menggelar aksi unjuk rasa ke Kantor KPU Provinsi Lampung, pada Rabu (14 Agustus 2024) siang.
Massa yang menggelar demo menolak hasil keputusan KPU ini terlibat saling dorong dengan ratusan aparat Kepolisian untuk dapat masuk ke dalam kantor KPU.
Bahkan, mereka melempari polisi dengan air mineral supaya dapat merangsek masuk hingga kerusuhan pun tak terhindarkan.
Tak tinggal diam, polisi pun mencoba membubarkan massa dengan menembakkan Water Canon dan gas air mata.
Namun, aksi massa semakin beringas sehingga petugas melakukan tindakan tegas dengan menembak 2 orang pendemo.
Aksi kerusuhan ini bukanlah kejadian yang benar-benar terjadi. Ini merupakan rangkaian skenario pengamanan dalam simulasi sistem pengamanan kota yang dilakukan Polda Lampung dan Polresta Bandar Lampung, menjelang Pilkada serentak 2024 mendatang.
Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika mengatakan, simulasi yang melibatkan lebih dari 500 personel ini merupakan upaya untuk memastikan kesiapan peralatan dan keterampilan-keterampilan serta SOP personel dalam menangani kerusuhan saat Pilkada serentak 2024.
"27 Agustus itu sudah masuk ke tahapan pendaftaran bakal calon kepala daerah, baik Gubernur, Bupati, maupun Walikota. Ini adalah bentuk kesiapsiagaan kita, kesiapan kita baik itu personilnya, kemudian peralatan, kemudian juga melatih kembali keterampilan-keterampilan yang dimiliki," katanya.
Dia mengatakan, simulasi ini sengaja dilakukan langsung di Kantor KPU Provinsi Lampung supaya para personel paham dengan medan yang ada ketika melakukan pengamanan nantinya.
"Tadi sengaja memang kita melaksanakan latihan itu di tempat yang sebenarnya, karena pada pelaksanaannya juga akan dilaksanakan di tempat itu," jelasnya.
